Aku sengaja bertanya tentang konsep ‘rejeki’ kepada sahabatku Mas Alim, dan seperti biasa dia masih tetap tersenyum menatapku dalam, seakan menyakinkan maksud pertanyaanku.
“Rejeki itu adalah apa yang kita makan dan kita pakai saat ini, sedang harta yang kita kumpulkan belum tentu itu menjadi milik kita, karena bisa jadi itu milik ahli waris kita. Siapa yang dapat menghalangi datangnya kematian?”
“Terus kenapa kita harus bekerja?” Tanyaku lagi, seakan mengabaikan pertanyaan Mas Alim.
“Karena kerja adalah perintah Allah, dan hasildari kerja itu kita serahkan sepenuhnya kepada Allah. Kita hanya menyempurnakan perintah Allah dalam setiap aktifitas.
Kita ini menjemput karunia Allah, memberi status kepada rezeki yang kita terima. Jika Allah telah tentukan kita mendapat uang seribu, dengan cara apapun kita akan mendapat uang yang sama, tidak akan tertukar dengan orang lain. Kita korupsi ataupun mencuri tidak akan menambah nominal itu. Bukan berarti ketika kita mengambil hak orang lain, terus rejeki kita bertambah, sesungguhnya uang yang kita terima tidak berubah, tetapi kita telah memberi status Haram pada harta kita. Padahal jika kita mau bersabar dan berusaha maka Allah akan datangkan harta itu dengan cara yang Halal, dan kita tetap mulia di hadapan manusia.”
1 komentar:
Ada yg mengatakan bahwa:
* menjmput rezeki adalah bag.dari ikhtiar,
*Ikhtiar adalah prosesi yang akn smp ketitik tuju,
*menjemput rezeki adalah bagian dari suatu ibadah.
Maha suci Allah yang mjdkn rezeki suatu nikmat.
Posting Komentar