inspirasi datang sebagaimana angin, dia mungkin tidak nampak, tapi dia mampu menggerakkan.
Entri Populer
-
Logam secara umum terbagi menjadi dua, yaitu logam besi (ferrous) dan logam non-besi (non-ferrous). Logam besi diklasifikasikan menjadi dua,...
-
Aluminium banyak dipergunakan karena mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan logam lainnya, antara lain: 1 Ringan (massa jenisnya ...
Jumat, 19 Agustus 2016
MENCARI TUHAN DALAM SCIENCE DI JEPANG
Jepang adalah negeri dengan mayoritas penganut Shinto dan Budha, dengan tingkat toleransi tinggi terhadap penganut agama lain. Bahkan dapat dijumpai beberapa penganut Kristiani melakukan ibadah di sudut taman dengan hikmat diantara riuhnya anak-anak yang bermain, karena memang jumlah gereja tidak banyak. Bagaimana dengan umat Muslim? ternyata masyarakat Jepang sangat menghormati umat muslim, ketika tahu anda muslim maka mereka akan menyajikan "Halal only", istilah mereka.
Seorang teman mempertanyakan bagaimana dengan ngajinya.?? kalo membaca Al-Quran mungkin tidak masalah. Hmm...untuk taklim gimana..???
Apakah Allah menutup jalan untuk seorang hamba untuk lebih mengenal-Nya. Apalagi di sini saya akan disibukkan dengan materi-materi perkuliahan yang mungkin jauh dari agama. Tapi Allah membalikkan semua perkiraan saya, diajar beberapa praktisi dengan gelar Profesor dan Doktor ternyata indahnya ilmu pengetahuan mulai terbuka.
Setelah berpuluh tahun belajar science, tanpa saya tahu filosofi dari itu semua. Jujur kepada teman-teman mahasiswa ketika ditanya buat apa ilmu pengetahuan tercipta.? pasti jawabannya bermacam-macam dan yang lebih ekstrim adalah ilmu pengetahuan meragukan keberadaan Tuhan. Sebagaimana Biologi tidak mengakui Nabi Adam atau Fisika yang menolak teori penciptaan Tuhan.
Baru di Jepang saya menemukan jawaban kenapa ilmu pengetahuan diciptakan, ternyata semua science diciptakan dalam rangka mengungkap dan menjelaskan misteri alam semesta, dalam bahasa yang lain ilmu ini dipelajari dalam rangka mencoba mengenal Tuhan. Dan dalam prakteknya ilmu yang dinamis tidak mampu menjangkau itu semua, sehingga terus-menerus formula diciptakan untuk menguak rahasia-rahasia Tuhan.
Banyak rumus matematika dituliskan, pada awalnya kelihatan tidak berguna tapi dikemudian hari ternyata mampu menjelaskan fenomena penciptaan Tuhan. Silahkan search di internet tentang Deret Fibonacchi dan Golden ratio, pada awalnya kelihatan rumus tidak berguna. dan dikemudian hari ilmuwan mengungkap bahwa dalam penciptaan alam semesta Tuhan sangat teknis dan presisi dalam ukurannya. Itulah keindahan matematika yang membuka pintu untuk mengenal Allah lebih jauh.
Alam semesta bekerja dalam perhitungan Rasio berbeda dengan manusia bekerja, cenderung dalam deret linier. Ketika kita diminta untuk menentukan nilai tengah dari bilangan 1..sampai...9 pasti kita jawab tengahnya adalah 5, dimana diantara 1 dan 5 ada bilangan 2;3;4 , diantara 5 dan 9 ada bilangan 6;7;8. Tapi ternyata alam bekerja dalam hitungan rasio, maka jawabannya dalah 3, dimana 1 kali 3 adalah 3 sedang 3 kali 3 adalah 9.
jika kita ingin selaras dengan alam maka harus menggunakan perhitungan rasio dalam bertindak. Kalau yang kita kerjakan adalah rutinitas sebagaimana deret ukur, jika posisi saat ini adalah 5 makauntuk menjadi 9 harus melalui 6-7-8 baru 9. Tetapi jika mempergunakan, dengan deret Rasio maka kita dapat melakukan lompatan-lompatan tak terduga. Dari posisi 3 kita bisa langsung melompat ke 9, karena kita gunakan rasio 3 sebagai pondasi bertindak.
Dan masih banyak keinadahan-keindahan Tuhan dalam AyatNya yang bernama Science, di tulisan berikutnya saya akan merangkai satu persatu.
Selasa, 26 Juli 2016
PERJALAN MENUJU NEGERI MATAHARI TERBIT
Bulan Juli 2016 saya berkesempatan belajar lagi di negeri matahari terbit, Japan. Negeri yang dulu bangsa Nusantara sebut sebagai Saudara Tua. Sebuah pengalaman baru bagi saya, walau ini bukan kali pertama saya perjalanan keluar negeri. Pada tahun 2003 selepas kuliah saya belajar keluar dari kungkungan kampus ITS untuk masuk perkuliahan baru bernama Universitas Kehidupan. Dua negara saya tempuh selama lima bulan untuk belajar banyak hal. Pengalaman berkelana di beberapa tempat di negara asing itu menjadi pondasi bagi kesiapan saya untuk memantaskan diri untuk menerima keluasan karunia Allah di kemudian hari.
Saya menginjakkan kaki di bumi Japan ketika masih suasana Ramadhan, berangkat jam 6.10 pagi dari Sukarno-Hatta Jakarta dengan pesawat All Nippon Airways (ANA), sekitar jam 16.00 pesawat landing di Bandara Narita Japan. Pertama menginjakkan kaki di Japan maka yang saya rasakan adalah rasa syukur saya telah terlahir sebagai bangsa Nusantara. Banyak hal menjadikan saya bersyukur sebagai bagian dari Nusantara.
Mayoritas penduduk Japan adalah Shinto 50.3%, Budha 44%, Nasrani 1% sisanya agama lain termasuk Islam. Sebagai muslim saya harus menyesuaikan dengan budaya Japan. Jika di Indonesia subuh pada jam 4.30 pagi sampai magrib jam 17.33, ternyata di jepang magrib jam 19.05 sedangkan subuh jam 2.30. Perbedaan waktu itu adalah karunia yang tidak banyak disadari oleh muslim di tanah air. Kalau di Indonesia banyak jam kerja dikurangi karena bulan Ramadhan, maka di Japan suasana Ramadhan kurang terasa. Hanya indahnya, masyarakat jepang sangat toleran dengan muslim yang melaksanakan ibadah puasa.Bahkan ketika saya mengikuti kursus singkat bahasa jepang yang berlangsung antara jam 18.00 sampai jam 20.00, maka pengajar menanyakan ke saya, "apakah anda puasa? bagaimana dengan berbuka puasanya?".
bahkan teman dari Philipina yang Kristiani menanyakan apakah saya sudah membawa bekal untuk membatalkan puasa.
dengan tersenyum saya jawab bahwa saya sudah membawa minuman untuk hanya membatalkan puasa, No Problemo, jawab saya.
Belum lagi ada kejadian yang memukul saya ketika berada di dalam pesawat, kebetulan saya duduk di samping perempuan chinese dari indonesia. ketika pesawat akan take off saya mulai mempersiapkan diri dengan segala fasilitas hiburan di kabin pesawat. saya mulai membuka layar sentuh di depan saya untuk mencari tayangan-tanyangan yang mungkin cocok untuk mengusir waktu selama perjalanan. Saya lihat gadis disamping saya masih diam tak bereaksi, saya menyangka mungkin dia baru pertama naik pesawat. tak beberapa lama ketika pesawat mulaimeninggalkan landasan, gadis itu duduk tegak seraya menyilangkan tangannya membentuk salib, ia komat kamit berdoa.
Ya..Allah, ternyata saya lalai sehingg lupa berdoa...dan gadis nasrani itu Allah utus untuk mengingatkan saya akan kepasrahan hidup saya selama perjalan panjang ini.
to be contioed.....8.11 pm 2016 July 26
Langganan:
Postingan (Atom)