inspirasi datang sebagaimana angin, dia mungkin tidak nampak, tapi dia mampu menggerakkan.
Entri Populer
-
Logam secara umum terbagi menjadi dua, yaitu logam besi (ferrous) dan logam non-besi (non-ferrous). Logam besi diklasifikasikan menjadi dua,...
-
Aluminium banyak dipergunakan karena mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan logam lainnya, antara lain: 1 Ringan (massa jenisnya ...
Selasa, 26 Juli 2016
PERJALAN MENUJU NEGERI MATAHARI TERBIT
Bulan Juli 2016 saya berkesempatan belajar lagi di negeri matahari terbit, Japan. Negeri yang dulu bangsa Nusantara sebut sebagai Saudara Tua. Sebuah pengalaman baru bagi saya, walau ini bukan kali pertama saya perjalanan keluar negeri. Pada tahun 2003 selepas kuliah saya belajar keluar dari kungkungan kampus ITS untuk masuk perkuliahan baru bernama Universitas Kehidupan. Dua negara saya tempuh selama lima bulan untuk belajar banyak hal. Pengalaman berkelana di beberapa tempat di negara asing itu menjadi pondasi bagi kesiapan saya untuk memantaskan diri untuk menerima keluasan karunia Allah di kemudian hari.
Saya menginjakkan kaki di bumi Japan ketika masih suasana Ramadhan, berangkat jam 6.10 pagi dari Sukarno-Hatta Jakarta dengan pesawat All Nippon Airways (ANA), sekitar jam 16.00 pesawat landing di Bandara Narita Japan. Pertama menginjakkan kaki di Japan maka yang saya rasakan adalah rasa syukur saya telah terlahir sebagai bangsa Nusantara. Banyak hal menjadikan saya bersyukur sebagai bagian dari Nusantara.
Mayoritas penduduk Japan adalah Shinto 50.3%, Budha 44%, Nasrani 1% sisanya agama lain termasuk Islam. Sebagai muslim saya harus menyesuaikan dengan budaya Japan. Jika di Indonesia subuh pada jam 4.30 pagi sampai magrib jam 17.33, ternyata di jepang magrib jam 19.05 sedangkan subuh jam 2.30. Perbedaan waktu itu adalah karunia yang tidak banyak disadari oleh muslim di tanah air. Kalau di Indonesia banyak jam kerja dikurangi karena bulan Ramadhan, maka di Japan suasana Ramadhan kurang terasa. Hanya indahnya, masyarakat jepang sangat toleran dengan muslim yang melaksanakan ibadah puasa.Bahkan ketika saya mengikuti kursus singkat bahasa jepang yang berlangsung antara jam 18.00 sampai jam 20.00, maka pengajar menanyakan ke saya, "apakah anda puasa? bagaimana dengan berbuka puasanya?".
bahkan teman dari Philipina yang Kristiani menanyakan apakah saya sudah membawa bekal untuk membatalkan puasa.
dengan tersenyum saya jawab bahwa saya sudah membawa minuman untuk hanya membatalkan puasa, No Problemo, jawab saya.
Belum lagi ada kejadian yang memukul saya ketika berada di dalam pesawat, kebetulan saya duduk di samping perempuan chinese dari indonesia. ketika pesawat akan take off saya mulai mempersiapkan diri dengan segala fasilitas hiburan di kabin pesawat. saya mulai membuka layar sentuh di depan saya untuk mencari tayangan-tanyangan yang mungkin cocok untuk mengusir waktu selama perjalanan. Saya lihat gadis disamping saya masih diam tak bereaksi, saya menyangka mungkin dia baru pertama naik pesawat. tak beberapa lama ketika pesawat mulaimeninggalkan landasan, gadis itu duduk tegak seraya menyilangkan tangannya membentuk salib, ia komat kamit berdoa.
Ya..Allah, ternyata saya lalai sehingg lupa berdoa...dan gadis nasrani itu Allah utus untuk mengingatkan saya akan kepasrahan hidup saya selama perjalan panjang ini.
to be contioed.....8.11 pm 2016 July 26
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar