Entri Populer

Senin, 27 April 2009

SMILE SHAFRY SHIVA keponakanku








SEMUA SENYUM CAKEP KOK...

SHAFRY SHIVA IN ACTION keponakanku







pilih sendiri ya.. mana yang paling cakep..?he.he.

mulai ngantuk lagi neh..


sudah ya..shafry mo bobo dulu.

CINTA QAYS KEKASIH LAYLA


Untuk menggambarkan kecintaan seorang sahabat kepada Ibu-Bapaknya, sahabat tadi mengutip pernyataan cinta Qais kepada Layla –dalam novel kisah Layla Majnun.
Sebagaimana Qays (kekasih Layla) ditanya tentang kekasihnya,
“ Seandainya engkau diminta memilih antara seluruh kekayaan dunia, dibandingkan dengan kekasihmu. Mana yang akan kamu pilih.? ”
Qais tidak memilih sang kekasih untuk menjawab pertanyaan itu, terlalu simple. Tetapi dengan diplomatis ia menjawab,
“Sungguh debu yang menempel pada telapak kaki kekasihku lebih aku cintai daripada kekayaan dunia dan seluruh isinya. ”

maka sahabat tadi pun ketika ditanya tentang keluarganya,
“ Seandainya Ibu Bapak mu sakit, bersediakah engkau mempertaruhkan nyawa untuk keduanya.?”
Sahabat tadi hanya tersenyum, ” Jangan kan untuk keselamatan Ibu Bapak ku, untuk satu senyum yang keluar dari bibir keduanya aku siap mengorbankan jiwaku.”

Siapkah kita berkorban demi satu senyum tersungging dari bibir Ibu dan Bapak. Karena berpuluh tahun mereka telah menangis di penghujung malam demi kesuksesan putra-putrinya. Atau malah kita sering mebuat tangis Ibu Bapak kita dengan berbagai kelakuan kita.?

Sungkem kagem Ibu Seksi Hari Suprapti kaliyan Bapak Nyamat

Surabaya, 14 April 2009
21:54

HANYA SATU CINTA DI PENGHUJUNG MALAM


SATU CINTA

Biarlah satu cinta
Aku punya, aku puja
Walau berat tetap kudekap erat
Walau sulit dan terasa pahit
Walau pedih tak terperih
Kujaga hingga terlepas jiwa dari raga
Sampai ijinkan aku bertemu wajah-Mu

Surabaya, 20 April 2009
14:57

PENGHUJUNG MALAM

di penghujung malam, ada tangis tak bersuara
hanya air mata dalam gulita
ketika kedua tangan terangkat memaksa
lirih kelu lidah berdoa
saat sang bunda jibaku dalam munajat, si anak masih terlelap

(untuk Ibuk-ku, terima kasih doanya)

Surabaya, 26 April 2009
18:32

MERUBAH DUNIA


Pada saat gerimis, ada penjual bakso berteduh di sebuah halte yang telah sepi karena hari menjelang senja. Sambil menggusap wajahnya yang telah basah oleh air hujan, penjual bakso menggerutu memaki gerimis yang datang saat ia mulai berjualan. Penjual bakso berpikir, jika gerimis dan hujan telah tiba maka ia tidak dapat kemana-mana kecuali hanya berteduh di halte, seperti yang ia lakukan saat ini. Dapat dibayangkan kerugian yang ia dapat jika tak satupun orang yang datang membeli baksonya.
Pada saat gerimis diwaktu yang sama, ada penjual bakso yang lain dengan semangat riang gembira, seolah ia tidak memperdulikan air yang mengguyur gerobaknya. Terbayang dalam kepala abang bakso, jika gerimis telah datang maka hawa dingin akan menyelimuti perkampungan yang ia datangi. Harapannya suasana gerimis ini menjadikan orang-orang ingin menikmatai makanan hangat, seperti bakso yang ia jual. Sebuah keuntungan besar akan ia dapatkan dari gerimis yang mengguyur kota ini.

Adzan sudah berhenti berkumandang, di teras masjid seorang pemuda nampak gelisah. Jari tangannya nampak sibuk memencet-mencet tombol handphone, mencoba menghabiskan waktu menunggu iqamah shalat dengan memainkan game. “ huh.. lama banget iqamahnya, nunggu apa sih.” Gerutu si pemuda.
Di masjid yang sama, di salah satu sudut masjid. Seorang pemuda dengan wajah tenang duduk bertafakur, kedua tangannya terangkat memanjatkan doa. Ia nampak menikmati doanya. Dalam hati pemuda itu berharap agar waktu iqamah lebih lama lagi, karena masih banyak doa-doa ingin ia panjatkan. Ia yakin akan janji Allah swt, bahwa waktu diantara adzan dan iqamah adalah waktu yang istimewa, dimana setiap doa didengar Allah.

Hmm… dapatkah anda menghindar dari gerimis? Dapatkah anda memaksa muadzin untuk segera iqamah? Dapatkah anda memaksa orang lain sesuai dengan keinginan anda? Dapatkah anda memaksa alam ini berjalan sesuai keinginan anda?
Kalau anda dapat melakukan itu semua, berarti tidak perlu anda bersedih. Jikalau anda termasuk orang biasa seperti saya, maka cukup anda menikmati keadaan itu semua. Kita memang tidak mampu memaksa orang lain sesuai keinginan kita, tetapi kita dapat memaksa diri kita untuk mensikapi lebih baik setiap keadaan yang tidak kita inginkan.
Nasi sudah menjadi bubur, menyesalinya tidak menyelesaikan masalah. Kalau nasi sudah menjdai bubur, kenapa tidak kita beri irisan daging ayam dan bawang, maka akan jadi bubur ayam yang lezat.

Kita memang tidak bisa merubah dunia, tetapi kita mampu merubah diri kita lebih cantik dari sebelumnya, ketika memandang dunia.

surabaya, 27 april 2009
14:12

Minggu, 26 April 2009

ORANG YANG TIDAK PERNAH RUGI


Panggungejo – Blitar
09 April 2009
Real story

Pernahkah njenengan menjumpai pedagang yang tidak pernah rugi? selalu untung terus.
Pasti hal yang mustahil kan.?
Tetapi alhamdulillah sore itu saya dipertemukan dengan pedagang keliling yang tidak pernah merugi. Seorang bapak usianya berkisar 30-40 tahunan, penjual kebutuhan dapur keliling, bapak yang memikul dua keranjang berisi sendok, pisau, dan alat rumah tangga lainnya.
Sore itu, ketika kami berkumpul di teras, seorang penjual keliling mampir ke rumah untuk menjajakan barang yang dibawa. Sudah menjadi kebiasaan ibu untuk menjamu siapapun yang datang kerumah, walau kadang kami tidak mengenalnya sekalipun. Ditemani secangkir kopi penjual tadi mulai berpromosi kepada kami. Sungguh mengherankan kami, adalah ketika bapak tadi tidak berbicara mengenai barang bawaannya, justru bapak tadi berbicara tentang kondisi masyarakat saat ini. Tentang akhir jaman yang mulai nampak kerusakan bukan hanya alamnya saja, tetapi juga kerusakan moral orang-orangnya.
Sungguh aneh orang ini, batin saya.
Bapak itu tersenyum,
“ Saya hanya memenuhi kewajiban saya sebagai abdine Gusti Allah, kerja saya memang pedagang keliling, tapi itu hanya sambilan saja. Kerja saya yang sebenarnya adalah belajar untuk semakin dekat dengan Gusti Allah. Saya bersyukur bisa bersilaturahmi dengan keluarga bapak, dan ini sudah menjadi sebab Allah berikan saya rejeki yang berkah. Kalaupun bapak tidak membeli apapun dari saya, sama sekali saya tidak merugi dengan ini semua. Sungguh sudah membahagiakan bagi saya ketika dapat bersilaturahmi dengan saudara sesama muslim.”
Bapak itu pun berlalu, dan kami tidak membeli satupun barangnya, kecuali pelajaran tentang hidup.
*****
Atau kisah Musa yang terkepung tentara Fir’aun, sedang di depannya sungai Nil membentang penuh ancaman. Sungguh tanpa sebab apapun Allah mampu binasakan seluruh bala tentara Fir’aun ataupun Allah kuasa untuk bekukan air sungai Nil sehingga selamatlah umat Nabi Musa a.s. tetapi Allah punya cara tersendiri untuk mengajar hamba-Nya. Allah perintah kan Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke sungai Nil. Walaupun tanpa tongkat Musa, sungguh Allah mampu selamatkan hambanya. Pemahaman saya yang dhoif, Allah menginginkan hambanya ber-ihtiar dengan usaha yang ia bisa. Sebagaimana ihtiar Musa a.s untuk memukulkan tongkatnya ke sungai Nil, yang secara logika adalah sesuatu yang sulit dipahami. Tetapi begitulah Allah menunjukkan Kekuasaan-Nya. Salah besar yang memahami bahwa yang membelah sungai Nil adalah tongkat Musa a.s, karena apa yang nampak oleh mata sesungguhnya digerakkan kekuatan besar Allah swt.
Hmm…ternyata kantor, toko, dan pabrik dimana kita bekerja saat ini tidak lebih dari tongkat Nabi Musa a.s., kelihatannya kita yang bergerak, tetapi sebenarnya di balik itu ada karunia Allah swt tiada henti tercurahkan. Sedikit usaha yang kita lakukan jika digerakkan oleh kekuatan spirit yang besar maka hasilnya pun luar biasa.

Rabu, 08 April 2009

JAVANIC POETRY

( untuk darah yang telanjur mengalir dalam tubuhku,
walau tidak lagi biru )

dadia sukma jruning dada


eseme cinandra sekar kang sumebyar


wahyuning trisna tan kena sujana


indahing impi wengi tansah ka anti-anti


memuji tansah mring Gusti


anteping ati marang kebehe pinasti


rinonce kangen kapan isa sawiji


ginaris pasuryanmu ana awang-awang angenku


amung isa dedunga mugi Gusti paringa rasa tresna tanpa cinidra




ning aku...


sih gumun, kok isa gawe puisi kayak gini...he.he....



Surabaya, 08 April 2009
07:57
adalah hal wajar kalau njenengan tidak percaya bahwa tulisan diatas karya original saya, saya pun sempat tidak percaya kalau saya bisa menulis puisi seperti itu. Namun puisi diatas adalah kumpulan kata-kata yang terlintas dalam pikiran saya disaat kesibukan kerja dan kuliah yang memborbardir saya. Waktu luang saya adalah ketika saya sedang bersepeda menuju sawah ladang saya di Perak, atau saat saya bersepeda menuju kampus untuk ngangsu ilmu (maklum., semakin hari semakin bodo). Dalam perjalanan yang tidak begitu lama itu, pikiran saya terganggu untuk merangkai kata-kata tetembangan jawa.
Hmmm....kalau njenengan masih belum yakin atas puisi diatas.? sama. Saya juga belum yakin...

Senin, 06 April 2009

ALLAH KAYA KOK...


Setiap pagi ketika ayam berkokok maka matahari kemudian muncul, begitu berulang setiap hari sampai ekarang. Sebelum mentari pagi terbit selalu didahului koko ayam jago. Tetapi apakah ayam jago yang menyebabkan matahari terbit.?

Ketika kita sakit, kita pun meminum obat merek tertentu. Dan alhamdulillah dapat sembuh. Tetapi apakah obat yang menyembuhkan.?

Ketika kita lapar, kita pun mengambil nasi untuk makan. Dan alhamdulillah kita kenyang.

Tetapi apakah nasi yang telah megenyangkan kita.?

Masih banyak kejadian-kejadian yang kita hadapi, dan peristiwa itu berulang terus menerus. Kalau kita keliru memahami kejadian yang berulang terus menerus itu akan menciptakan mind set yang keliru pada kita.

Keyakinan yang keliru, sebagaimana sang Bayi yang telah keliru memandang rezeki yang Allah karuniakan, ketika masih di dalam kandungan. Allah menjamin makanan Bayi melalui plasenta sang Ibu. Selama sembilan bulan semua kebutuhan makanan Bayi terpenuhi hanya melalui tali plasenta. Maka timbul keyakinan dari sang Bayi bahwa tanpa plasenta hidupnya akan kiamat, karena tidak dapat makan lagi. Keyakinan ini wajar karena setiap hari ia makan melalui plasenta. Sebuah keyakinan yang salah...

Allah membuktikan kekuasaannya, Allah kuasa untuk menjamin rezeki setiap hambanya. Untuk meluruskan keyakinan sang Bayi tentang ke-Maha Kaya-an Allah, ketika bayi lahir ke dunia pertama kali yang diputuskan adalah plasenta sang Ibu. Secara logika Bayi, kalau jalan rezekinya dipotong bagaimana ia bisa hidup. Padahal Allah mampu memberi rezeki dari arah yang tiada disangka hambanya.

Sungguh ketika satu jalan rezeki tertutup, sebenarnya Allah telah sediakan dua jalan rezeki yang lain. Satu tali plasenta terputus, Allah telah sediakan dua air susu dari sang Bunda.

Sungguh ketika dua jalan Rezeki tertutup, sebenarnya Allah telah sediakan empat jalan rezeki yang lain. Dua air susu sang bunda telah berhenti, dan Allah telah sediakan empat sumber, makanan dari hewan (daging) dan tumbuhan (nasi) serta minuman dari hewan (susu) dan tumbuhan (air yang tersimpan dalam tumbuhan, bisa juga air kelapa).

Sungguh ketika empat jalan rezeki itu telah tertutup, semoga Allah bukakan delapan pintu rezeki di akhirat (ada delapan pintu surga). Semoga saja..



hmmm....jangan-jangan kita masih seperti bayi...
Sayalah yang menjamin rezeki keluarga saya, batin kita saat ini. Ketika kita merasa mampu menafkahi keluarga. Setiap hari kita kerja dan dari kerja itu kita mendapat gaji, maka timbul keyakinan bahwa kerja sayalah yang menjamin rezeki keluarga. Kadang kita menafikkan Allah, bahwa kita hanyalah kran rezeki bagi keluarga.

Surabaya, 06 April 2009

21:54

SPECIAL FOR MY PAK DHE AND BU DHE


BOBO' SAMBIL NAIK KERETA...ENAK YAA...


FOTONE PAS BOBO' DHE....













MIMI' DULU BU DHE...



SPESIAL FOTO MOCH. SHAFRY SHIVA

KAGEM : R. DJOKO ,ST & IIS DWI PALUPI, ST

WONTEN NDALEM JAKARTA

MUGI GUSTI PARING RAHMAT LAN HIDAYAHIPUN

Kamis, 02 April 2009

BOCAH NDESO ANAK TUKANG LAS


Apakah yang saya tulis ini sesuatu yang idealis..?
Apakah yang saya tulis ini benar-benar terjadi..?


Kadang saya berpikir, apakah saya telah mengada-ngada dengan cerita rekaan yang bombatis. Sehingga orang terbawa dalam suasana hiperbola.
Hmm... tetapi boleh juga njenengan berpikir sperti itu. " Wah.. gak mungkin ada orang seperi itu ", celetuk seorang teman. " Masa ada orang yang tulus dan ikhlas berjuang seperti itu."
Tetapi Alhamdulillah, didalam kehidupan ini saya banyak berjumpa dengan orang-orang yang luar biasa, yang telah berbagi cerita dengan saya tentang banyak hal.
Mungkin anda tidak akan percaya tentang cerita seorang tukang las ndeso dengan modal keyakinan telah mampu menyekolahkan ke empat anaknya, dan tiga anaknya mampu meraih gelar sarjana, dengan hasil terbaik dari kampus terbaik. Bahkan putra ke tiga sempat menikmati university of live di luar negeri, belajar menemukan arti hidup di negeri orang selama satu semester. Hanya bermodal keyakinan, karena sang bapak hanya ngasih sangu 2juta saja untuk hidup di negeri orang selama satu semester.
Atau anda mungkin tidak yakin dengan bocah ndeso yang berhasil meraih juara Robot Contes tingkat nasional, dua tahun berturut-turut.
Apakah mereka dari keluarga yang berkecukupan..?
Sungguh saya mengetahui, bocah ndeso itu menjadi mahasiswa dengan nunut tidur di masjid, membantu menyapu dan pel masjid tiap hari. Atau sambilannya menjadi penjual es jus dan jagung bakar di depan masjid di malam hari. Sampai akhirnya punya usaha fotocopy. Dan itu semua dilakukan tanpa mengurangi tugas belajarnya. Sungguh hanya keyakinanlah yang menjadikan bocah ndeso itu bertahan.
Hanya diakhir pekan bocah ndeso dapat makan enak, karena graha kampus yang disewakan untuk acara-acara pernikahan pasti menyisakan banyak makanan sehabis pesta kaum elit. Dan sehabis membantu membersihkan peralatan-peralatan pesta, bocah ndeso iu membawa pulang makanan untuk dibagikan saudaranya yang mungkin senasib sama dengan dirinya...
Sekarang njenengan akan menjumpai bocah ndeso itu telah menjadi lebih baik, menjadi bagian dalam struktur negara ini, walau hanya pegawai rendahan.
Mungkin anda tidak percaya dengan itu semua, sebelum anda bertemu bocah ndeso itu.
Surabaya, 03 April 2009
10:02

PUISI ROMANCE " TAK KUBIARKAN - AKU "


AKU
Aku dan Cinta adalah sama
Aku dan Rindu adalah satu
Aku dan Harapan tak terpisahkan

Surabaya, 18 Maret 2009
21:03

TAK KUBIARKAN
Tak kan kubiarkan hilang
Tetaplah dalam kenang
Tak kubiarkan pergi
Tetaplah singgah di hati

Surabaya,20 Maret 2009
13:21

MAMBURIT, BAGUS YA..??

selalu ikut kemanapun ujung haluan kapal ini menuju

lautnya masih biru ya..??

Pulau Mamburit yang menawan

PULAU KEMUDI dan SAPUDI, SEPI REK..!!

Pulau Kemudi, penduduk tetap hanya 6 orang doang,
hanya dihuni pegawai Menara Suar dan nelayan yang kebetulan mampir

Pulau Sapudi lebih ramai, ada perkampungan di sana.
foto diambil dari tengah laut karena kapal tidak bisa mendekat.

KETIKA AYAM MENJADI HARAM


Akhir tahun 2003, setelah lolos dari jeratan dosen-dosen di ITS penulis sempat menikmati kuliah di "University of Live", di kampus kehidupan itu penulis banyak mendapatkan banyak hal, termasuk kesadaran tentang kebodohan penulis yang ternyata sudah membatu.
Ketika penulis sempat duduk dalam suatu majelis, dengan pembicara 'Master' dari salah satu negara di jazirah (yang dulu disebut) Persia. Sang Master dalam obrolan ringan itu menggulirkan pertanyaan tentang halal dan haram.

" Secara dzahiriah, ayam itu halal dan babi itu haram, tetapi keadaan dzahir saja tidak cukup. Islam masih mengatur itu semua dalam aturan yang lebih detail.
Babi yang secara kebendaan sudah haram, maka disembelih oleh siapapun bahkan oleh seorang ustadz atau kyai pun akan tetap haram.
Ayam yang secara dzahir halal, pun dapat menjadi haram jika ia disembelih tidak sesuai dengan syariah. Tentu kita tidak ingin seuatu yang awalnya baik menjadi mudharat hanya karena kita tidak mau tunduk pada aturan.
Ternyata sesuatu yang baik saja tidak cukup, apalagi ketika itu berhubungan dengan peribadahan kepada Allah. Karena sesuatu yang awalnya halal bisa menjadi haram, hanya karena cara kita tidak sesuai dengan agama.
dan Ternyata niat baik saja tidak cukup untuk menghantarkan manusia mencapai kemuliaan di hadapan Allah. Semua harus manut sama tuntunan kanjeng Nabi. "

Penulis baru menyadari kalau selama ini terlalu banyak membela diri dengan alasan niat yang baik, dengan alasan niat yang ikhlas. padahal ke-ikhlasan saja tidak cukup untuk berbuat baik. Dua komponen penting selain Ikhlas adalah Istihlas, yaitu mengikuti jalan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Alangkah kacaunya dunia ini jika setiap orang mencari pembenaran dengan niat kebaikan, karena niat yang baik tanpa tuntunan yang benar dapat menjadi mudharat.

Wallahu'alam bi sawab... Sungguh Allah lebih mengetahui ini semua.

Surabaya, 03 April 2009
08:46

MENGINAP DI KALIANGET

KN. MANDALIKA,
kapal yang udah tua tapi gagah juga di malam hari.he.he.
suasana gudang PN. Garam di dermaga Kalianget
" Ga keurus kayae.. "

nampak pulau Talango, yang berseberangan dengan dermaga Kalianget

GORESAN ALLAH DI PULAU MASALEMBU

semoga anda tidak terganggu dengan "penampakan hitam" yang kadang muncul
Kapal nelayan bersandar nyaman di dermaga
Kesibukan dermaga pulau Masalembu di hari minggu,
rame euy..
Dermaga pulau Masalembu, foto diambil dari Kapal Negara Mandalika