Entri Populer

Senin, 27 April 2009

MERUBAH DUNIA


Pada saat gerimis, ada penjual bakso berteduh di sebuah halte yang telah sepi karena hari menjelang senja. Sambil menggusap wajahnya yang telah basah oleh air hujan, penjual bakso menggerutu memaki gerimis yang datang saat ia mulai berjualan. Penjual bakso berpikir, jika gerimis dan hujan telah tiba maka ia tidak dapat kemana-mana kecuali hanya berteduh di halte, seperti yang ia lakukan saat ini. Dapat dibayangkan kerugian yang ia dapat jika tak satupun orang yang datang membeli baksonya.
Pada saat gerimis diwaktu yang sama, ada penjual bakso yang lain dengan semangat riang gembira, seolah ia tidak memperdulikan air yang mengguyur gerobaknya. Terbayang dalam kepala abang bakso, jika gerimis telah datang maka hawa dingin akan menyelimuti perkampungan yang ia datangi. Harapannya suasana gerimis ini menjadikan orang-orang ingin menikmatai makanan hangat, seperti bakso yang ia jual. Sebuah keuntungan besar akan ia dapatkan dari gerimis yang mengguyur kota ini.

Adzan sudah berhenti berkumandang, di teras masjid seorang pemuda nampak gelisah. Jari tangannya nampak sibuk memencet-mencet tombol handphone, mencoba menghabiskan waktu menunggu iqamah shalat dengan memainkan game. “ huh.. lama banget iqamahnya, nunggu apa sih.” Gerutu si pemuda.
Di masjid yang sama, di salah satu sudut masjid. Seorang pemuda dengan wajah tenang duduk bertafakur, kedua tangannya terangkat memanjatkan doa. Ia nampak menikmati doanya. Dalam hati pemuda itu berharap agar waktu iqamah lebih lama lagi, karena masih banyak doa-doa ingin ia panjatkan. Ia yakin akan janji Allah swt, bahwa waktu diantara adzan dan iqamah adalah waktu yang istimewa, dimana setiap doa didengar Allah.

Hmm… dapatkah anda menghindar dari gerimis? Dapatkah anda memaksa muadzin untuk segera iqamah? Dapatkah anda memaksa orang lain sesuai dengan keinginan anda? Dapatkah anda memaksa alam ini berjalan sesuai keinginan anda?
Kalau anda dapat melakukan itu semua, berarti tidak perlu anda bersedih. Jikalau anda termasuk orang biasa seperti saya, maka cukup anda menikmati keadaan itu semua. Kita memang tidak mampu memaksa orang lain sesuai keinginan kita, tetapi kita dapat memaksa diri kita untuk mensikapi lebih baik setiap keadaan yang tidak kita inginkan.
Nasi sudah menjadi bubur, menyesalinya tidak menyelesaikan masalah. Kalau nasi sudah menjdai bubur, kenapa tidak kita beri irisan daging ayam dan bawang, maka akan jadi bubur ayam yang lezat.

Kita memang tidak bisa merubah dunia, tetapi kita mampu merubah diri kita lebih cantik dari sebelumnya, ketika memandang dunia.

surabaya, 27 april 2009
14:12

2 komentar:

Anonim mengatakan...

tak bnyk orang yg menyadari bahwa kebahagiaan atau kesedihan bahkan kekecewaan didatangkan oleh dirinya sendiri...oleh pikirannya sendiri

"I just want to be a better people like u"

(D134S)

Lutuna Express mengatakan...

Si pesimis selalu menganggap bahwa hujan tidak lain adalah sebagai penghalang saja. Di lain pihak si optimis selalu merasa yakin bahwa sesudah akan segera muncul pelangi.

Terlepas dari semua itu, saya lihat Anda cukup berbakat menjadi penulis besar.O ya kapan Anda menulis buku? Jaga dan pupuklah terus dunia kepenulisan Anda. Semoga sukses selalu.