Entri Populer

Senin, 02 Maret 2009

HARI RAYA KEMATIAN


“Kematian itu hari raya bagi orang yang beriman,” kata Mas Alim, aku yang duduk di sampingnya masih belum mengerti maksud kata-kata sahabatku itu.

“Seperti bulan ramadhan, kehidupan di dunia ini adalah ladang amal bagi siapapun. Banyak perintah agama yang harus dilaksanakan oleh umat yang beriman. Banyak juga larangan yang harus dihindari.

Agama menuntun kita untuk ‘berpuasa’ dari hal-hal yang dilarang, walaupun itu sesuatu yang menyenangkan secara zhahir.

Tetapi semua itu akan berakhir ketika kita bisa khusnul khotimah kembali kepada Allah, dan kematian itu akan menjadi hari raya bagi orang-orang yang selama hidupnya telah ‘berpuasa’ dari larangan Allah.

Maka tidak heran ketika kita mendengar cerita tentang orang-orang sholeh yang begitu gembira menyambut hari kematiannya, kematian bagi mereka adalah kesempatan untuk bertemu dengan kekasih yang dicintainya, yaitu Allah swt.

Kenapa kita sekarang ini begitu takut dengan datangnya malaikat maut.?”

Aku terdiam dalam rajutan kalimat sahabatku, dalam hati aku berdoa,

“ Ya Allah…

Jangan cabut nyawaku, sebelum engkau menerima amal-amalku.

Jangan cabut nyawaku, sebelum engkau ampuni dosa-dosaku.

Dan jangan cabut nyawaku, sebelum aku dalam keridhoan-Mu “

Hmmm… sebuah doa yang terlalu bombastis untuk makhluk hina seperti saya.

Surabaya, 18 Februari 2009

07:0

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bahwa dlm kehidpan ini ada kepastian&ada ketidakpastian.
Dan sesuatu yg plg psti diantra kepastian adlh kematian.Namun kematian bukan untuk djdkan bygn yg menakutkan & membekukan langkah2 kita dlm menempuh hidup(cita-cita,keinginan,obsesi).Tapi Itulah titik kulminatif keh(titik tuju)dimana sgla sesuatu yg bersft material tak lg bernilai namun amal-amal ktlah yang akn mjd teman setia&bekal kt dyaumul hisab klak.
So smg kt ttp istiqomah..